Hari ini, cahaya sang surya kian meredup, langit
tampak sepi, jarum jam mulai menunjukan hampir pukul 18.00 WIT. Dari kejauhan
terdengar kumandang adzan maghrib memanggil kaum muslim tuk kembali berserah
pada yang empunya alam semesta. Sejenak lamunanku buyar, tak terasa, aku telah
berada di sini, di Kota Manokwari, Provinsi Papua Barat selama 6 bulan.
Bukan menjadi sesuatu yang baru ketika diriku berada jauh dari rumah. Semenjak duduk di bangku SD, aku telah terlatih hidup terpisah dari ayah dan ibu. Namun ada yang berbeda, akhir-akhir ini aku merasa sesuatu yang sebelumnya belum pernah aku rasakan ketika jauh dari ayah dan ibu, ketika aku berada di Makassar, Jakarta, Djogja dll. Hari ini kepiluan sepertinya telah menyentuh sukmaku, aku rindu pulang, aku rindu berada di samping kedua orang tuaku yang tersayang. Aku rindu masakan ibu, aku rindu tempat tidurku.. Aku rindu pulang ke tanah Larantuka, Flores Timur.
Entahlah, perasaanku begitu kuat dan selalu menghantui dalam beberapa bulan terakhir ini. Dan biasanya pada saat hari menjelang malam, apa mungkin karena aku terlalu lama berada jauh dari rumah. Entahlah......
Bukan menjadi sesuatu yang baru ketika diriku berada jauh dari rumah. Semenjak duduk di bangku SD, aku telah terlatih hidup terpisah dari ayah dan ibu. Namun ada yang berbeda, akhir-akhir ini aku merasa sesuatu yang sebelumnya belum pernah aku rasakan ketika jauh dari ayah dan ibu, ketika aku berada di Makassar, Jakarta, Djogja dll. Hari ini kepiluan sepertinya telah menyentuh sukmaku, aku rindu pulang, aku rindu berada di samping kedua orang tuaku yang tersayang. Aku rindu masakan ibu, aku rindu tempat tidurku.. Aku rindu pulang ke tanah Larantuka, Flores Timur.
Entahlah, perasaanku begitu kuat dan selalu menghantui dalam beberapa bulan terakhir ini. Dan biasanya pada saat hari menjelang malam, apa mungkin karena aku terlalu lama berada jauh dari rumah. Entahlah......
Kemarin sempat aku loss contac dari rumah, karena handphoneku rusak. Setelah hampir sejam aku dan ibu bercerita via handphone, aku mendengar suara riuh para bocah yang lagi bermain di lorong depan rumahku. Aku terdiam sejenak, lamunanku jauh ke kampung halaman, seakan aku sedang berada di sana.
Aku membayangkan kelincahan mereka ketika bermain petak umpet, ahhh aku kangen. Suara ibu buyarkan lamunanku, ibu menutup pembicaraan dengan berpesan selalu berdoa. Dan jangan lupa selalu kabari mereka.
Yahhh, sungguh aku pengen sekali kembali. Dalam hati
aku berharap, jika semua tujuanku telah terbayar tuntas, aku akan segera
pulang. Akan jalani hari-hariku di sana, sambil menemani ayah dan ibu di usia
senja mereka.....